Semalam terjadi lagi. Sebuah kehilangan.
Kebiasaan yang jelas merugikan untukku. Menaruh uang di saku bersama dengan handphone. Padahal dompet juga ku bawa serta setiap pergi kemana-mana. Namun, hal itu terjadi lagi. Kebiasaan buruk yang pertama, yah itu tadi, menaruh uang di saku celana sebelah kiri bersama dengan handphone. Kali ini terjadi semalam, saat aku pulang dari lapangan bulutangkis. Dengan mengenakan training, kumasukkan selembar uang berwarna merah muda dan selembar uang berwarna biru. Pun juga tak lupa handphone pada saku yang sama. Kenapa di saku celana sebelah kiri? karena akan lebih mudah mengambil handphone jika ada di saku sebelah kiri daripada di saku sebelah kanan..... saat mengendarai motor.
Ini dia kebiasaan yang kedua, yang juga merugikanku ( mungkin juga kalian) . Tetap berkutat dengan handphone dan segala kemudahan fasilitasnya saat berkendara. Setiap ada SMS atau Telepon pasti akan ku lihat saat itu juga ( kalau memang menyadari ada yang bergetar di saku celana). Sekali lagi jangan contoh hal ini, karena selain merugikan juga membahayakan. Beberapa orang teman harus menginap di hotel "Rumah sakit" juga gara-gara handphone dan jalan raya.
20 meter hampir samapi di rumah ada sebuah SMS, dan aku ambil handphone dari saku dan membacanya. Oh, dari "Si Ini". Masih juga tak sadar. Beberapa saat kemudian saat akan menuju ke kamar kecil dan akan memberikan uang untuk Ibu, tiba-tiba tersadarlah aku. Uang itu raib, hilang, lenyap dan tak berbekas. Kucari-cari di sekililing kamar, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur. Dan tetap saja hasilnya nihil. Akhirnya ku putuskan untuk mengikuti alur pikiran ku. " Mungkin saja uang itu terjatuh saat aku mengambil handphone dari saku tadi".
Aku berjalan keluar rumah, mengamati sekitar dan tetap nihil. Teras kemudian menjadi sasaranku. Kemudian jalan di depan rumah. Sampai - sampai kutelusuri jalan yang tadi kulalui dengan berjalan kaki dan melihat ke bawah layaknya seoarang anak mencari mainannya yang hilang. Tak ketemu juga.
Dengan keadaan penerangan yang seperti ini, mustahil orang yang ada di jalan itu tidak mengenali uang kertas seratus ribuan dan uang lima puluh ribuan. Kuputuskan kembali ke rumah dengan muka tertunduk lesu dan mulai menceritakan kepada Ibuku. Beliau mendengarnya dengan saksama dan mengulangi usahaku tadi. tak ketemu juga. Akhirnya juga harus aku ikhlaskan uang itu. mungkin Allah SWT menegurku dengan cara seperti ini supaya aku menjadi pribadi yang lebih mensyukuri nikmat yang telah Ia berikan serta lebih peka melihat yang di bawah untuk bisa membantu mereka dalam hidupnya.
semoga kan selalu teringat dan bisa memperbaiki kebiasaan buruk ini.
Don't try this at home!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar