Selasa, 13 September 2011

Berawal dari mimpi dan berakhir pada sebuah ikhtiar

Beberapa jam yang lalu baru saja ku khatamkan membaca sebuah buku karya Donny Dirgantoro, yah, 2. Lanjutan dari sekuel 5 cm. Bukan lanjutan sepertinya hanya memang ditulis oleh pengarang yang sama. Namun tetap dalam sebuah tujuan yang menguatkan. motivasi. Bagaimana sosok penulis telah mampu membawa ku ke dalam alur ceritanya. Tentang cinta, perjuangan keras melawan hidup, waktu, bulutangkis, dan kepercayaan diri yang begitu luar biasa. Tergambarkan bagaimana sebuah keluarga yang melahirkan cinta mati nya terhadap bulutangkis, menjadikan bulutangkis menjadi jalan hidupnya. Sinkron dengan apa yang aku alami. Keluarga yang tumbuh karena kecintaan terhadap bulutangkis. Hanya saja kami  berbeda. Keluarga Gusni. Keluarga Gita. Keluarga atlet yang begitu gigihnya memperjuangkan bagaimana shuttlecock dapat tetap ada di hati rakyat Indonesi melalui tetes keringat mereka. Keluargaku tak jauh dari itu semua. Berawal dari bulutangkis yang akhirnya mampu menghidupi kami semua. Pendidikan, sesuap nasi dan bahkan kebahagiaan kami.

Satu poin lebih ku dapati bahwa. Ini bulutangkis dan ini Indonesia.

Poin lain yang kuperoleh dari buku ini adalah perjuangan keras seorang Gusni menghadapi maut dan penyakit yang mungkin tak bersahabat dengan waktu yang tak bisa diajak kompromi juga. Suatu waktu akan membuatnya terpisah dan meninggalkan kecintaan hidupnya. Namun terlepas itu semua Ia tak pernah menyerah. Gusni berani mencintai, dan Ia mencintai dengan berani. Berani mencintai hidupnya, berani mencintai bulutangkis nya, berani mencintai orang-orang yang ada untuknya saat terpuruk parah, berani mencintai Indonesia dengan Dwi Warna di dadanya. Jangan pernah meremehkan kekutan manusia karena Tuhan sendiri pun tidak.
Aku percaya itu, selama kita masih terus berusaha, selama kita masih menengadahkan tangan untuk memohon padaNYA, maka tidak ada yang tidak mungkin. Siapa lagi yang akan memperjuangkan hidup kita kalau bukan kita sendiri, dan aku lah sendiri yang akan mengilustrasikan apa yang akan aku impikan. Dan aku juga yang akan berusaha dengan menanamkan impian itu 5cm di depan keningku. Lalu meraihnya. Bukan hanya soal sebuah buku, tapi ini adalah perihal sebuah kebulatan tekad mengahadapi sesuatu yang tak kau sangka sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar