Kamis, 27 Oktober 2011

Si Bapak dalam Jum'at Semangat

Jumat pagi ini diawali dengan dangdutan. Itu yang terjadi, setelah masuk tempat parkir lagu-lagu itu mengalun berduyun-duyun. Setelah absen, aku bersiap-siap untuk memasuki lapangan, karena hari ini hari Juma'at jadi jadwalnya pagi ini adalah olahraga di kantor. Senam belum dimulai, namun lagu-lagu itu masih terngiang begitu keras dan semangatnya. Kulihat sosok salah satu atasanku, yang memang "gokil" abis. Dia berdendang, mengangkat kedua tangannya ke atas, dan bergoyang. Bak menonton konser dangdut. Tak ayal semua orang yang melihatnya pun tertawa terkekeh-kekeh melihat tingkahnya. Seorang laki-laki yang notabene adalah atasan di kantor melakukan hal itu. Serasa membiarkannya larut dalam goyangannya, kami pun hanya melihat dan mengacungkan jempol kepada si Bapak ini. Hanya ada dia di lapangan, tak ada orang lagi. yang lain masih lengket duduk di pinggir lapangan. Dan.....
Musik pun berhenti, lagu yang dinyanyikan Ayu Ting Ting itu pun menghentikan "goyangan pinggul" nya. Kagetnya, dia mengikuti gaya Jaja Miharja yang ada di salah satu program televisi jaman dulu, acara dangdut yang kalau musiknya berhenti maka goyangannya juga ikut berhenti. Dalam pose yang "parah" (kalau aku bilang), si Bapak ini menghentikan goyangannya. Tertawa lah semua terbahak-bahak. Hingga tingkahnya itu cukup membuat acara senam menjadi molor karena instruktur nya juga ngeliatin Bapak ini.
Senam pun usai.
Saatnya berkumpul menikmati sedikit jus jambu dan cemilan ala kadarnya dari kantor, sambil bercengkerama dengan rekan-rekan yang lain. Bapak ini masih saja semangat meski keringatnya bercucuran gara-gara kebanyakan joget. Dengan teriak, si Bapak bilang " weekend badminton ya!"
Yaa, inilah salah satu atasan ku yang concern dengan olahraga, disaat mayoritas para gadis, ibu-ibu dan tante-tante ini takut bedaknya luntur, takut kepanasan namun si Bapak ini tetap menyulutkan semangat berolahraga nya padaku.

Senin, 24 Oktober 2011

terperanga melihat SAHIY...

Beberapa waktu lalu, air mataku meleleh saat melihat salah satu PILDACIL yang menangis karena kekagumannya pada sosok Ayahnya setelah kekagumannya atas Rasulullah SAW. Meski sang ustadzah meminta sebaiknya dia menyebutkan kedua orang tuanya bukan hanya Ayah, namun tetap saja aku tetap terharu. Dia menangis mengingat Ayahnya, Dia menangis mengingat memori kenangan nya bersama Ayah. Sang ustadzah berkata," Jika ALLAH SWT mengabulkan doamu saat ini, apa yang akan kamu katakan?"
Dengan fasih dan air mata yang masih lumer di pipi mungilnya Dia melantunkan doa dalam bahasa Arab dengan begitu lancarnya. Subhanallah.
Seorang anak berusia 7 tahun mampu melakukan itu semua yang untukku adalah sebuah hal yang WOW!, dia bertausiyah, dia berani, dia memandang orang-orang dengan tegasnya, dia melantunkan hadist dan ayat dengan begitu merdunya, dia melantunkan doa untuk kedua orang tuanya dengan mata berair. SUBHANALLAH!
Sungguh beruntung orang tuanya, bagaimana orangtua ini mendidik anaknya?bagaimana orang tua ini memperlakukan anaknya? bagaimana orang tua ini menyayanginya dalam lindungan Islam?
Inikah anak yang akan dapat meringankan Ayah Ibunya kelak di akhirat? Anak seperti inikah?
..................
Dalam sebuah halaman buku yang sedang ku baca,intinya...
kehancuran dan keberhasilan anak ada dalam setiap doa ibu bapaknya. Ada namaku disebut dalam setiap doa Ibuku, itu yang selalu aku utarakan.
Ya Robb, ini beban berat untukmu wahai wanita, untukku, menjadikan seorang anak qurrota 'ayun.
Mempersiapkan sebaik-baiknya, meski aku sendiri tak tahu apakah aku diberikan kesempatan untuk mengalami itu semua.
Ya robb, ada atau tidak ada kesempatan itu, aku akan tetap belajar untuk nya. Untuk anak qurrota 'ayun itu....

Selasa, 18 Oktober 2011

Gara-gara kotak ajaib

" Mi, apa aku dulu pernah tertukar sewaktu bayi?" sambil terkekeh aku bertanya.
"Tertukar?! maksudnya?" ibuku kaget.

Gara-gara tontonan televisi yang isinya *tuker-tukeran*, aku jadi terkontaminasi. Dari beberapa judul sinetron yang ada di stasiun TV, konon ceritanya anak tertukar tukar saat bayi. Entah sengaja ditukar ataukah memang benar-benar tertukar, selalu saja ada alasan sutradara ini. Kalau bukuan anak yang tertukar ya saudara kandung. kisah percintaan yang gag jelas juntrungannya. wwkkwkwwk.....
Hal itu yang membuat malas menonton, karena alur ceritanya sudah ruwet gag jeelas. Udah tau mau tamat, eh bikin cerita aneh-aneh lagi. Bosan jadinya.
Mendingan nonton lawak, biar bisa ketawa. Bukan ngilangin stress tapi nambah stress. hehehehhe....
Nonton berita juga isinya politik yang gag jelas, reshuflle inilah itulah...korupsi ini itu.
Kenapa jaman dulu, waktu alm. Pak Harto masih ada gag sekacau ini ya?
Kayanya semua terkendali. Trus apa yah yang bikin ini semua berubah sebenarnya?

Balik lagi ke TV, bayangin aja, tontonan sekarang jam pagi, subuh malah..yang biasanya dulu itu diisi kultum sekarang balapan tuh nongolnya sama acara gosip. Sekarang kita bisa nikmati acara gosip kapan aja, bahkan mungkin tiap kita pencet remote TV mesti ada tuh acaranya.
Parahnya lagi, anak-anak kecil usia 4 taon uda fasih nyanyiin lagunya boyband, hafal koreo nya 7icon, cherrybelle....toengtoeng!
Mereka jadi lebih cepat pinter ngomong gara-gara keseringan liat sinetron.

#Bablas sudahtontonan sekarang#

Minggu, 02 Oktober 2011

Senin pagi penuh energi...

Pagi ini serasa ingin berdendang dan tersenyum. Tidak jelas dan pasti mengapa, tapi rasanya seperti itu. Mungkin memang berangkat kantor agak siang, hanya saja tak terburu - buru untuk segera sampai di kantor. Melewati pancaran sinar matahari di lapangan serbaguna di belakang rumah, merasakan dingin yang tak seperti biasa, panas terasa namun sejuknya juga mengena. Itu lah pagi ini. Belum sampai separuh perjalanan, lajuku tertahan oleh guyuran reruntuhan daun kering, ihirrrr...yang ini terasa seperti musim gugur. Hahahhaa,,meski tak pernah merasakan musim gugur yang sebenarnya. Peristiwa ini cukup mewakili.
Bertemu kembali dengan pasukan berseragam itu, merah, putih, abu dan coklat keki tentunya. Simfoni hari Senin. Semua berkutat dengan kesibukan di awal minggu, Sepertinya Senin selalu dengan image sibuknya. Namun ayo saja kita lalui bersama. Si pinkomagenta melaju dengan musuh-musuh nya. Hitungan trafig light dilibas saja sepertinya. Maklum saja dia baru saja berhasil menguras uangku untuk dia menginap di bengkel 2 hari. Tak apalah pikirku, karena dia selalu menemaniku kemana-mana, itung-itung memberikan dia refreshing. (galau parah). Di ujung restoran cepat saji selalu ku buka kaca helm, kulirik Pak Polisi yang kadang melihat sinis lampu motor yang lupa tak ku nyalakan. Selalu bertemu dengan mas-mas loper koran yang entah sejak pukul berapa memilkul kertas-kertas bertinta itu. semangat pagi yang benar-benar pagi sepertinya. Salut untuk mereka. Kantor terletak di ujung jalan seberang, ayolah " Cantik" kita hadapi hari Senin ini dengan riang. Sipp! Tak kudapati security langganan yang selalu mendapatkan senyum ejekanku, dia teman seperjuangan ku dari nol di kantor ini. Senyum ikhlas dan sekenanya kulemparkan untuk Si Bapak security ini. Tengok kanan kiri, mencari lahan teduh dan nyaman untuk Si pinkomagenta. Get it! Berposelah dia di tempat pilihannya, ku gantungkan jaket kulit hasil pinjaman Adikku (tepatnya kupinjam tanpa meminta ijinnya), Tak sengaja melihat bagian bawah tubuhku. Bangga dan memuji kaki sendiri, flatshoes ungu ini begitu mungil, cantik dan anggun di kakiku. Hehehehehehe....
Mari melewati hari dengan hati berseri, senyum terlontar dari dalam hati dan selalu menanamkan semangat pagi dalam diri.